VELIKAPLAZA.INFO – Pada abad ke-20, Indonesia mengalami perubahan politik signifikan yang mempengaruhi arah dan struktur negara. Dua periode yang paling berpengaruh adalah Orde Lama dan Orde Baru. Orde Lama, yang dipimpin oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, berlangsung dari kemerdekaan hingga pertengahan tahun 1960-an. Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, menggantikan Orde Lama dan bertahan hingga akhir 1990-an. Artikel ini akan membandingkan kedua era tersebut, menyoroti perbedaan dalam ideologi, kebijakan, dan dampaknya terhadap masyarakat Indonesia.

Orde Lama (1945-1966):
Orde Lama merupakan periode awal kemerdekaan Indonesia yang ditandai dengan kepemimpinan karismatik Soekarno dan penerapan politik “Demokrasi Terpimpin”. Era ini menekankan pada:

  1. Nasionalisme: Menyusun negara yang baru merdeka dan memperkuat identitas nasional.
  2. Anti-Imperialisme: Berusaha melepaskan diri dari pengaruh asing dan peninggalan kolonialisme.
  3. Sosialisme: Mengadvokasi perekonomian yang terpusat dan peran negara yang kuat dalam pembangunan.
  4. Konfrontasi dengan Malaysia dan politik luar negeri yang aktif dan bebas serta aktif.

Dampaknya terhadap masyarakat cenderung bervariasi, mengalami pertumbuhan nasionalisme yang kuat, tetapi juga ketidakstabilan politik dan ekonomi.

Orde Baru (1966-1998):
Orde Baru dimulai setelah terjadinya gerakan 30 September dan jatuhnya Soekarno. Soeharto mengambil alih kekuasaan dan membawa perubahan besar dalam pemerintahan Indonesia dengan fokus pada:

  1. Stabilitas: Mengutamakan stabilitas politik dan penumpasan gerakan-gerakan yang dianggap subversif.
  2. Pembangunan Ekonomi: Menerapkan kebijakan ekonomi liberal dengan dukungan dari lembaga-lembaga keuangan internasional.
  3. Represi Politik: Membatasi kebebasan politik dan menekan oposisi.
  4. Peningkatan Hubungan Internasional: Memperbaiki hubungan dengan negara-negara Barat dan memperoleh investasi asing.

Dalam periode ini, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun juga kritik atas pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.

Perbandingan Kebijakan dan Dampaknya:

  1. Ideologi: Orde Lama didasarkan pada ideologi Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme), sedangkan Orde Baru lebih cenderung pada kapitalisme dan anti-komunisme.
  2. Ekonomi: Orde Lama mengalami beberapa kesulitan ekonomi dan hiperinflasi, sementara Orde Baru mencatatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatnya ketimpangan dan korupsi.
  3. Hak Asasi Manusia: Kedua era menghadapi isu HAM, namun Orde Baru terkenal dengan penindasan yang lebih sistematis, seperti peristiwa 1965-1966 dan Timor Timur.
  4. Politik: Orde Lama dikenal dengan sistem Demokrasi Terpimpin yang didominasi oleh Soekarno, sedangkan Orde Baru lebih otoriter dengan satu partai dominan, Golkar, dan kontrol ketat atas kehidupan politik.

Orde Lama dan Orde Baru merupakan dua era yang membentuk Indonesia modern. Keduanya memiliki pendekatan yang sangat berbeda terhadap politik, ekonomi, dan sosial. Meskipun kedua periode tersebut membawa pembangunan dan kemajuan dalam beberapa aspek, mereka juga meninggalkan isu-isu yang belum terselesaikan, khususnya terkait dengan hak asasi manusia dan demokrasi. Memahami sejarah ini penting untuk mengenali bagaimana Indonesia telah tumbuh dan berubah sepanjang waktu, serta tantangan apa yang masih dihadapinya dalam membangun masa depan yang lebih demokratis dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.