Kabar berpulangnya Paus Fransiskus mengguncang dunia. Vatikan mengonfirmasi bahwa Paus menghembuskan napas terakhirnya di usia 88 tahun, didampingi oleh para kardinal dan staf terdekat. Umat Katolik di seluruh dunia langsung merespons dengan doa, nyala lilin, dan misa khusus yang mereka gelar di gereja dan rumah masing-masing.
Ribuan orang memadati Basilika Santo Petrus begitu mereka mendengar kabar duka ini. Para peziarah menyalakan lilin, menyanyikan lagu rohani, dan memanjatkan doa bersama. Gereja-gereja di berbagai negara juga membunyikan lonceng sebagai tanda penghormatan.
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus mendorong reformasi dalam tubuh Gereja, memperjuangkan keadilan sosial, dan menyuarakan isu kemanusiaan seperti pengungsi, perubahan iklim, dan kemiskinan. Ia mengunjungi banyak negara konflik, menjalin dialog antaragama, dan mendekatkan Gereja dengan generasi muda. Ia juga hidup dengan sederhana dan menolak kemewahan, sehingga banyak umat menaruh rasa hormat yang mendalam padanya.
Pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa dan mengakui pengaruh moral Paus Fransiskus di panggung global. Presiden, tokoh agama, hingga aktivis menyebutnya sebagai pemersatu, pembawa damai, dan pelindung kaum kecil.
Vatikan menjadwalkan prosesi pemakaman terbuka yang akan disiarkan secara internasional. Ribuan pelayat dari berbagai negara telah tiba di Roma untuk memberikan penghormatan terakhir secara langsung. Tim keamanan dan relawan bersiap mengatur arus massa yang terus berdatangan.
Umat Katolik di seluruh dunia mengangkat doa dan air mata untuk melepas kepergian sosok yang mereka anggap sebagai gembala sejati. Mereka mengenang Paus Fransiskus sebagai pemimpin rohani yang menebar kasih dan menegakkan keadilan dengan keteguhan hati.
Kini, dunia melepas Paus Fransiskus dengan doa, namun semangatnya tetap hidup dalam tindakan dan cinta kasih yang ia ajarkan.