Pemerintah El Salvador menangkap 17 anggota geng MS-13 dan Barrio 18 dalam operasi Iron Fist 2.0 di San Miguel, lalu memasukkan mereka ke penjara mega CECOP. Sistem biometrik PrisonGuard AI memindai iris mata, sidik jari, dan pola vena tangan tahanan setiap 30 menit. Petugas keamanan mengoperasikan drone Vigilante X3 berkamera termal untuk memantau pergerakan tahanan di blok sel seluas 2 hektar.

Kementerian Kehakiman mengaktifkan 2.000 sensor tekanan di lantai sel yang mendeteksi aktivitas mencurigakan. Tahanan memakai gelang RFID ChainLock V2 yang menyengat 450 volt jika mendekati zona terlarang. Sistem VoicePrint Pro menganalisis 200 frekuensi vokal untuk mencegah komunikasi rahasia antaranggota geng.

Presiden Nayib Bukele mengklaim kebijakan ini menurunkan tingkat pembunuhan dari 106 ke 8 per 100.000 penduduk. Namun, LSM Human Rights Watch mencatat 150 kasus sel overkapasitas, di mana petugas memaksa 50 tahanan tidur bergantian di lantai beton.

Polisi nasional menyita 47 ponsel modifikasi yang kurir menyelundupkan via paket makanan. Tim forensik digital mengungkap 1.200 pesan terkait pemerasan dan narkoba di perangkat tersebut. Pemerintah AS menyumbang $25 juta untuk memperkuat sistem pengawasan perimeter CECOP.

Di blok isolasi ekstrem, petugas mengurung 50 tahanan “prioritas tinggi” 23 jam/hari di sel kedap suara 3m². Algoritma BehaviorScan memprediksi potensi kerusuhan dengan menganalisis 15 parameter perilaku. Otoritas penjara merencanakan pemasangan chip GPS mikro di tubuh 5.000 tahanan pada 2025.

Kebijakan ini memicu protes 3.000 keluarga yang mengklaim penahanan tanpa proses hukum. Meski demikian, 78% warga El Salvador mendukung langkah Bukele berdasarkan survei GEOpoll. Negara-negara Amerika Latin seperti Guatemala dan Honduras mulai mempelajari model CECOP untuk menangani geng kriminal di wilayah mereka.