Kecelakaan tambang batubara di Asturias, Spanyol utara, menewaskan 5 pekerja setelah terowongan bawah tanah runtuh pada kedalaman 700 meter, 12 November 2024. Tim penyelamat mengevakuasi 2 korban luka berat yang terjebak 16 jam di antara reruntuhan mesin bor. Investigasi awal menunjukkan kegagalan sistem penyangga hidrolik akibat karat pada struktur baja berusia 40 tahun.
Insiden ini membuka kerentanan infrastruktur energi Eropa di tengah krisis pasokan. Uni Eropa mengandalkan batubara untuk 15% kebutuhan listriknya pada 2024—naik 3% dari 2021—setelah krisis gas Rusia. Spanyol sendiri meningkatkan produksi batubara lokal sebesar 8,4% tahun ini, meski 60% tambangnya beroperasi di atas usia desain 30 tahun.
Serikat pekerja UGT menuntut audit keselamatan nasional setelah mengungkap 23 pelanggaran protokol di lokasi kecelakaan, termasuk sensor gas metana yang rusak. Partai kiri Podemos mendesak penghentian 12 tambang berisiko tinggi, sementara pemerintah konservatif bersikukuh mempertahankan operasi hingga 2025 untuk stabilisasi jaringan listrik.
Krisis energi memaksa Eropa mengimpor 28 juta ton batubara dari Kolombia dan Afrika Selatan pada 2024—naik 40% dari 2023. Jerman dan Polandia mengaktifkan kembali 15 pembangkit listrik batubara tua, sementara Inggris meningkatkan impor batubara termal sebesar 50% via pelabuhan Newcastle.
Kecelakaan Asturias memperlihatkan paradoks transisi energi Eropa: tekanan dekarbonisasi 2035 berbenturan dengan realitas ketergantungan fosil. Komisi Eropa merilis data 1.200 kematian pekerja tambang sejak 2010 di wilayah UE, dengan 65% kasus terkait infrastruktur usang.
Pakar energi Bruegel memperingatkan risiko “lock-in batubara” jika investasi hijau tak dipercepat. Spanyol merencanakan pensiun dini bagi 4.000 penambang pada 2025, tetapi serikat menolak skema ini karena kurangnya jaminan pelatihan ulang. Insiden Asturias memicu debat nasional tentang keadilan transisi energi di tengah ancaman pemadaman listrik musim dingin.
Kecelakaan ini menjadi alarm bagi Eropa: transisi energi tak hanya butuh teknologi hijau, tetapi juga pembenahan sistemik terhadap infrastruktur fosil yang rentan dan perlindungan pekerja di lini depan krisis iklim.