Di tengah meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Palestina, sejumlah negara Arab kembali mengupayakan gencatan senjata melalui jalur diplomatik. Negara-negara seperti Mesir, Qatar, dan Yordania mengambil peran aktif sebagai mediator untuk meredakan ketegangan yang telah menelan banyak korban sipil.

Mesir, yang memiliki hubungan historis dengan kedua pihak, memimpin upaya perundingan tidak langsung antara militer Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Pemerintah Mesir mengirim delegasi ke kedua wilayah dan menyerukan penghentian tembakan serta pembukaan akses bantuan kemanusiaan. Di waktu yang sama, Qatar menawarkan bantuan logistik dan keuangan untuk mendukung proses pemulihan pascakonflik, dengan syarat gencatan senjata segera diberlakukan.

Sementara itu, Yordania melakukan pendekatan ke PBB dan negara-negara Barat agar mendesak Israel menghentikan serangan udara dan blokade wilayah. Pemerintah Yordania menegaskan bahwa solusi dua negara tetap menjadi opsi paling realistis untuk mencapai perdamaian jangka panjang.

Meski upaya diplomasi terus berjalan, situasi di lapangan masih menegangkan. Serangan udara, roket, dan bentrokan di kawasan perbatasan terus terjadi, terutama di Gaza dan Tepi Barat. Komunitas internasional mendesak semua pihak untuk menghormati hukum humaniter dan mengutamakan keselamatan warga sipil.

Jika negara-negara Arab berhasil memediasi gencatan senjata, ini bisa menjadi langkah awal menuju dialog politik yang lebih stabil. Upaya ini mencerminkan harapan baru bagi kawasan yang telah lama dilanda konflik.