Hakim Gusnahari mengungkapkan pengalaman tragis yang hampir merenggut nyawanya saat menjadi korban serangan pada beberapa waktu lalu. Dengan suara gemetar dan mata yang berkaca-kaca, Gusnahari menceritakan bagaimana serangan tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan. Kejadian ini membuatnya merasa sangat takut, namun juga bertekad untuk tetap bertahan hidup.

Menurut penuturan Gusnahari, serangan itu terjadi saat ia sedang berada di rumahnya. Tiba-tiba, seseorang yang tidak dikenal menyerbu masuk dan langsung melakukan aksi kekerasan terhadapnya. Dalam kondisi panik, ia berusaha melawan meski kondisi fisiknya terguncang. Beruntung, keluarga dan tetangga segera mendengar keributan tersebut dan melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib.

Setelah kejadian tersebut, Gusnahari langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Beruntung, nyawanya dapat diselamatkan meski mengalami beberapa luka serius. Kejadian tersebut meninggalkan trauma mendalam, tetapi ia merasa bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup dan melanjutkan tugasnya sebagai hakim.

Dalam sesi sidang setelah insiden itu, Gusnahari menyatakan bahwa ia tidak akan gentar melanjutkan pekerjaannya meskipun peristiwa tersebut sangat mengubah hidupnya. Ia bertekad untuk tetap berjuang demi keadilan, meskipun harus menghadapi ancaman dan serangan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Serangan ini memicu perdebatan tentang perlunya peningkatan pengamanan terhadap pejabat negara, khususnya para hakim yang sering kali menangani kasus-kasus besar dan berisiko. Pihak berwajib telah menangkap pelaku dan berjanji untuk mengusut tuntas kasus ini.