velikaplaza.info

velikaplaza.info – Jack Ma, yang pernah menjadi wajah terkemuka dalam dunia teknologi global sebagai pendiri Alibaba, telah mengalami penurunan visibilitas yang signifikan sejak tahun 2020. Penurunan ini terjadi menyusul sebuah pidato di Shanghai yang menantang sistem keuangan dan regulasi di China.

Pada September 2020, Jack Ma memberikan pidato kritis terhadap sistem keuangan dan perbankan di China, yang ia anggap sebagai penghalang terhadap inovasi dan pertumbuhan. Pidato tersebut memicu reaksi keras dari pemerintah China, dengan spekulasi bahwa pemerintah, diduga atas instruksi langsung dari Presiden Xi Jinping, mulai membatasi kebebasannya berbicara dan bergerak meskipun tidak ada pembatasan fisik yang jelas.

Menurut Duncan Clark, seorang mantan penasihat Jack Ma, tindakan Ma yang dianggap provokatif tidak sesuai dengan pendekatan pemerintahan Xi Jinping, menjadikan Ma sebagai target utama dalam perubahan kebijakan yang sedang berlangsung. Media seperti Daily Mail menyoroti bahwa popularitas Ma sempat menyaingi Xi Jinping, yang mungkin memotivasi pemerintah untuk mengurangi pengaruhnya.

Berdasarkan laporan dari Nikkei, Xi Jinping telah meningkatkan kontrol terhadap perusahaan teknologi besar dan individu kaya di bawah agenda ‘kemakmuran bersama’, yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. Akibatnya, Ma kehilangan kontrol atas bisnis utamanya, termasuk Ant Group dan Alibaba, yang terakhir terkena sanksi berat karena praktik monopoli.

Jack Ma pernah mendapat manfaat dari kebijakan liberalisasi ekonomi yang diperkenalkan oleh Jiang Zemin, yang memungkinkan perusahaan swasta berkembang. Namun, di bawah Xi Jinping, terjadi pergeseran kembali ke penguatan perusahaan milik negara dan pengetatan kontrol Partai Komunis atas ekonomi.

Setelah beberapa waktu berada di luar negeri, Jack Ma telah kembali ke China dan beralih fokus ke industri perikanan dan agrikultur. Dia juga menjabat sebagai dosen kehormatan di beberapa universitas dan muncul dalam acara internal Alibaba untuk memberi motivasi. Selain itu, Ma telah berinvestasi dalam perusahaan perikanan dan agrikultur 1.8 Meters Marine Technology (Zhejiang) Co., yang berbasis di Hangzhou dengan modal investasi sebesar USD 15 miliar (Rp 234,7 triliun).

Jack Ma, yang pernah menjadi simbol sukses teknologi China, kini menjadi contoh dari perubahan dinamika politik dan ekonomi di negara tersebut. Transformasi ini menggambarkan bagaimana pergeseran kebijakan dapat mempengaruhi individu dan struktur bisnis secara luas di China.