Kehadiran Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dalam KTT ASEAN terbaru menarik perhatian regional dan global. Dalam forum tersebut, Xi Jinping menegaskan komitmen Tiongkok terhadap stabilitas, kerja sama ekonomi, dan penguatan hubungan multilateral di kawasan Asia Tenggara. Ia menyampaikan sejumlah agenda prioritas yang langsung berdampak pada arah kebijakan regional ke depan.

Xi Jinping mendorong percepatan implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan menawarkan investasi besar dalam infrastruktur melalui skema Belt and Road Initiative (BRI). Tiongkok juga meningkatkan dukungan dalam sektor teknologi, energi hijau, dan transformasi digital yang saat ini menjadi fokus banyak negara ASEAN.

Dalam pidatonya, Xi menyerukan penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan secara damai, namun tetap menegaskan klaim maritim negaranya. Sikap ini memicu respons beragam dari negara-negara ASEAN yang memiliki kepentingan langsung di wilayah tersebut.

Di sisi lain, Xi Jinping juga menggalang dukungan untuk membentuk rantai pasok regional yang lebih kuat dan mandiri, khususnya setelah pandemi global menyoroti kelemahan logistik internasional. Ia mengajak ASEAN untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Barat, dan memperluas kerja sama perdagangan intra-Asia.

Kehadiran Xi Jinping dalam KTT ASEAN tidak hanya mencerminkan ambisi Tiongkok sebagai kekuatan besar di kawasan, tetapi juga memengaruhi dinamika geopolitik dan ekonomi Asia Tenggara. Negara-negara ASEAN kini harus menyusun strategi seimbang antara menjalin kerja sama dengan Tiongkok dan menjaga kedaulatan serta kepentingan nasional masing-masing.